Aku punya teman yang sampai kapanpun akan membawa arti dalam hidupku, mungkin terdengar berlebihan tapi ... ya begitulah, aku merasakan dia sangat penting saat dia udah ga ada.

Temanku namanya M. Ananda Mitha Harirama (utha)..
Sesekali aku pernah menulis tentang dia di artikel ku yang ini dan ini , Sampai seseorang yang membaca blog ku bilang kalau ada yang baca post tentang utha pasti akan mengira dia adalah pacarku.
bukan begitu,.
kalian tahu, dulu aku orang yang seperti apa saat kelas 1 SMA ? sangat sangat tidak bisa bergaul, canggung dengan segala situasi dengan keramaian, tidak bisa berbicara depan umum. Bahkan dalam pikiran ku aku sering mengelompokan orang dengan kasta. Kasta anak gaul, anak organisasi, dan mungkin aku ada dalam golongan anak terasing. Saat itu, Utha yang entah kenapa selalu dekat sama aku. Utha anak yang gampang bergaul ke semuanya, dan dia tidak sombong.
Sering saat pelajaran dia minta tukeran tempat duduk dengan chairmate ku hanya untuk mengganggu aku sewaktu pelajaran, menarik rambutku yang dikepang, semprot parfum, teriak teriak panggil namaku. Awalnya terganggu sampai sering dibuat nangis, tapi lama kelamaan jadi terbiasa dan mulai jadi bahan gosip teman sekelas.
Secara perlahan aku pun mulai dapat menempatkan diri dan mulai bisa bersosialisasi, karena Utha sering membawa ku untuk bermain, bercanda dengan teman-temanya. Sering sesekali aku diantar sampai rumah, dan mamaku tahu. Mama bilang Utha anak yang baik. Tapi, aku dengan egoisnya mempertahankan harga diriku dengan jual mahal CUMA KARENA DIA LEBIH PENDEK dari aku. Egois, iya aku sangat egois hanya memikirkan perasaan sendiri dan pandangan orang lain mengenai diriku tapi tidak memikirkan perasaan Utha. Yakin dia akan merasa aku permainkan :''''(
Egois dan harga diriku menutupi perasaan hatiku,.
Sampai sekarang aku tidak tahu perasaan aku seperti apa ke dia, karena satu hal yang aku rasakan adalah nyaman dengan perhatiannya. Tapi karena takut dengan pandangan orang lain dan hanya karena posturnya yang lebih pendek, aku memutuskan untuk menghindar setiap melihat dia. Tapi Utha tetap dengan senyuman dan candaannya menyapa ku dimanapun bertemu, sambil sesekali bilang "sombong wooo" dan menarik rambutku atau mencubit lenganku.
Sampai suatu hari aku menerima sms dari teman aku kalau ada kabar duka dari angkatan kita. Siapa ?? tidak ada sekelebat nama pun yang terlintas
Sampai aku mengetahui seseorang figur dalam hidupku M.Ananda Mitha Harirama ternyata lebih disayang sama Allah SWT.
Nyesek rasanya, seperti ga ada lagi alveolus yang terbuka saat aku hendak bernafas. Ada satu hal yang membuat aku mengutuk diriku sendiri..
Dua hari sebelum ia dipanggil menuju sang pencipta, aku bertemu dengannya di koperasi, dia bersama temannya, memanggilku dengan lengkingan khasnya "Neleee neleee, sombong nih sekarang", daaaan tau yang aku lakukan ??
"Apaan sih ta " dengan muka jutek dan langsung pergi, tapi aku yakin dia masih tertawa2 melihatku seperti itu. MENYESAL BANGET RASANYA.
Setelah kejadian itu, aku berniat dan berjanji berubah.
Yang penting orang disekitar aku bahagia, ga perduli perasaanku gimana
Itu adalah salah satu sebab aku sering galau, karena akhir-akhir ini aku mulai lelah dengan tidak ada yang memperhatikan perasaanku disaat aku menjaga perasaan orang lain.
Karena aku mengetahui rasa penyesalan dari sifat egois dan sombong ku setelah dia pergi
Jadi kata-kata "kita baru akan merasakan artinya sesuatu setelah merasakan kehilangan " adalah 100% bergaransi benar
Dan aku yakin karma itu ada, karena yang aku rasakan sekarang adalah sebagai seseorang dalam posisi Utha saat itu.
Thanks to Allah yang pernah menitipkan Utha dalam hidupku walaupun cuma sebentar, karena dampak pada perubahan hidupku sangatlah besar.
Utha yang tenang disana, dan satu lagi doain ada yang seperhatian lo lagi di dunia ini yang Allah titipkan buat gue :"")
Tidak ada komentar:
Posting Komentar