Selasa, 17 Januari 2012

Poems

hari ini 17 Januari adalah ulang tahun papa, dan kakaku men- tag sebuah foto untukku ...

Jumat, 13 Januari 2012

unstable

Ada fase saat ku yakin tapi ternyata tak cukup mampu menjalankan, aku bingung.
Saat ku kalah dengan diri sendiri rasanya memuakan.
Bukan karena orang lain namun karena diriku yang salah.
Ragu untuk berpindah tapi harus mampu, ya memang tak jelas perasaanku

Rabu, 04 Januari 2012

ini ceritaku, bagaimana ceritamu ?

4 Januari 2012, Senja, aku mulai menulis pukul 17.29..

Aku pernah berjanji menceritakan sesuatu tentang hari-hari terakhir ayah walaupun aku sudah tidak ingat tepatnya tanggal berapa, pukul berapa segala kejadian ini terjadi..

Saat itu satu hari sebelum ayahku dipanggil untuk lebih mendekat kepada-Nya, aku diminta oleh mama untuk menemaninya menginap di rumah sakit menjaga ayah. Malam sebelumnya mama dan kakak ku yang berjaga di rumah sakit, tapi nyatanya kakak ku lebih sering berada di lobi rumah sakit mengobrol bersama teman-temannya..

Ceritanya ayah ku ditempatkan di suatu kamar di blok Lidwina di Rumah Sakit Carolus, bukannya memang berniat untuk memasukan ayahku di rumah sakit kristen tapi dengan berbagai pertimbangan karean tidak murah apabila ayahku dirawat di rumah sakit lain.

Kata dokter ayahku mengidap penyakit komplikasi jantung, paru, dan saraf. Sudah sangat payah saat ayah di bawa ke rumah sakit, sudah sebulan ayah hanya bisa terbaring di tempat tidur. Segala aktivitasnya untuk membantu hidupnya dilakukan oleh mama ku.

Benar-benar kagum aku dengan mama, yang tanpa lelah merawat papa. Bahkan kamu tahu berapa bulan terakhir ayahku sesekali tidak mengenal keluarganya. Saat sadar dia sering bertanya "kamu siapa?" mama ku dengan sabar dan penuh tawa menjawab "ini aku paa, ella ello (panggilan mama dari papa)" Bahkan aku saja sering tidak dikenali olehnya. Sering aku marah karena tidak sabar dengan ayah, tapi... Mama tidak pernah begitu..

Aku ingin bila aku dewasa nanti dan mempunyai keluarga, akan bisa setabah mama. Kata mama anak sekarang mudah putus asa dalam rumah tangga jadinya cepat bercerai..

Lanjut ke satu hari sebelum ayahku meninggal...

Akhirnya aku yang dengan senang hati menemani mama untuk menjaga papa dalam tidurnya, sambil membawa laptop dan segala perlengkapan ke rumah sakit (karena masih ada desain yang harus aku kerjakan), miris memang....

Saat itu mama terus malantunkan syahadat dan ayat kursi untuk ayah, disebelahnya, di kupingnya, mama ku selalu berjaga. Sampai suatu saat aku juga ingin membacakan sesuatu untuk ayah, tapi apa aku tidak tahu..
Aku biasa akan bertanya kepada seseorang kalau aku dalam keadaan bingung, apa yang harus aku lakukan?

Alhamdulillah segala Puji bagi ALLAH SWT, menitipkan seseorang itu saat itu, waktu aku mebutuhkan. Mungkin dia tidak menyadari, tapi aku sampai sekarang sangat bersyukur akan kehadirannya.
Dia memberitahuku untuk membaca surat Al-Baqarah (Satu surat) !
WOOOW, bahkan aku belum selesai menghatamkan afalan Quran ku karena terlalu malasnya diriku.
Akhirnya aku turuti dan aku mulai membacakan surat Al-Baqarah di telinga papa, sedikit demi sedikit. Selembar aku membaca selembar aku istirahat dan membolak balikan lembar lainnya untuk mengetahui sejauh mana surat ini akan berakhir :p
Tapi lama kelamaan, aku tidak mengeluhkan lagi dan terus membaca di sebelah ayah..



Kalian tahu alat di rumah yang akan berbunyi apabila kondisi pasien kritis ? Iya alat yang itu... Sudah berbunyi puluhan kali mungkin semenjak aku datang. Sampai akhirnya kami pun capek memanggil suster dan mematikan alarm tersebut sendiri..

Bisikan mama di telinga papa saat itu "paa ayo sembuh, katanya papa mau liat iyi wisuda" , sediiiiih sekali..
Mulai beberapa hari yang lalu ayahku telah dinyatakan koma, dan tidak sadar, dokter pun sudah memberitahu prognosisnya sudah tidak bisa diselamatkan lagi..

Malam itu kami tidak berjaga sampai pagi, akhirnya kami tidur di lantai tepat sebelah kasur ayah, tapi aku menyalakan alarm sekitar pukul 3 untuk sahur dan solat tahajud. Alarm ku pun berbunyi dan aku terbangun, Saat itu perasaan ku sungguh tidak enak, seperti mempunyai perasaan bahwa ayah tidak akan lama lagi. Alarm yang menunjukan tanda vital tersebut berbunyi lagi, lebih sering. Dan saat kulihat nadi, nafas, dan jantungnya mulai melemah. Aku pun bergegas solat tahajud dan mengambil Al-Quran untuk meneruskan membaca disebelah ayah. belum habis satu surat, baru beberapa ayat, tubuh ayah terguncang ...

yaa sampai sini cerita rincinya, karena selanjutnya adalah aku melihat didepan mataku saat sakaratul maut ayahku. Sambil berlinangan air mata, aku dan mama membacakan syahadat berulang-ulang sampai benar-benar ditarik ruhnya. Ayah meninggalnya mudah, tidak sulit sehingga kami pun segera ikhlas dan merelakannya..

Satu hal yang sangat aku syukuri sampai saat ini, aku sebagai anak sempat berada di sampingnya sampai akhir hidupnya dan melantunkan syahadat dan ayat suci Al-Quran walaupun tidak fasih tapi aku berusaha..

Semoga untuk menjadi anak yang solehah agar doanya diterima oleh Allah untuk ayahku, ayah akan selalu membatasi dan mengingatkan ku dari perilaku negatif dan perilaku dosa yang dapat menambah segala dosa ayah yang dikarenakan oleh ku..

Karena aku sayang ayah, dan menginginkan ayah di tempat yang terbaik :")


Oiyaa, aku ingin mengingatkan kepada kalian yang masih sangat beruntung mempunyai kedua orang tua lengkap untuk menyayangi mereka. Sabarlah sesabar sabarnya kalian bisa mendefinisikan sabar (aku berbicara sambil belajar untuk diri sendiri), berikan yang terbaik karena kalian tidak tahu kapan akhir dari pertemuan kalian, dan kalian tidak tahu apakah bisa menemaninya sampai saat terakhir sehingga tidak ada penyesalan ....

Berbahagia dan tersenyumlaaah :)




Senin, 02 Januari 2012

filosofi yang pertama

Pernah merasa saat kau memberi sebisa yang kau mampu untuk orang yang kau sayang, tapi yang terjadi pada akhirnya adalah dia tidak membalas usahamu ?
(atau hanya aku yang terlalu sensitif dan merasakan ini?)

Saat aku mengenal rasa sayang, banyak yang dapat aku jadikan pelajaran untuk menjadikan diri lebih dewasa. Walaupun sebelumnya harus merasakan rasa yang satunya, yaitu sakit hati..
Seorang dosenku pernah berkata kalau sakit itu ternyata anugrah, karena tanpa merasakan sakit kau tidak akan tahu kapan kau harus berhenti untuk tidak melukai lebih dari pada ini..
Saat aku menyayangi orang lain, maka akan aku usahakan yang terbaik untuknya. Namun terkadang aku merasa kecewa saat telah aku usahakan se mampu ku, tapi dia tidak membalas se mampu nya .. Dan akhirnya ada suatu filosofi yang bisa ku tarik dari keadaaan diriku yang sekarang ..

aku belajar dari kehidupan untuk melanjutkan hidup :)

begini filosofi yang ada di benaku saat ini ...

Setiap orang mempunyai gelasnya sendiri, dengan takaran yang berbeda-beda. 
Misalnya aku adalah si gelas besar dengan kapasitas 200 ml..Dan "kamu" adalah si gelas kecil dengan kapasitas 150 ml ..

Apa yang terjadi saat aku memberikan semampuku, segala usahaku untuk membahagikanmu dengan kapasitas 200 ml kedalam bejana mu yang hanya cukup untuk 150 ml ?
Lalu apa yang terjadi saat kamu menuangkan isi dari gelasmu yang 150 ml kedalam bejana ku yang 200 ml ?

Itu dia yang aku sadari, titik acuan bahagia untuk setiap orang adalah berbeda. 

Jawaban soal 1: yang pasti ada air yang tumpah dari gelas berkapasitas 150 ml
Jawaban soal 2 : yang pasti bejana 200 ml tidak akan terisi penuh


Itu dia ! Aku tidak tahu apakah kamu sudah mengusahakan yang terbaik menurutmu dan memberikannya kepadaku.. Tapi tidak cukup bagiku karena aku menginginkan lebih, karena masih ada sisa 50 ml dari yang telah aku berikan dan aku menginginkannya.. 
Nah inilah yang namanya egois dan berprasangka buruk (aku dong ??? hehee insyaAllah itu dulu)

Apabila kamu berikan berlebih maka belum tentu gelas yang penuh itu telah mendapatkan yang dia inginkan, dan bisa saja malah dia akan berpengaruh negatif karena menganggap mu yang berlebihan. Berilah secara perlahan, tidak sedikit dan tidak berlebih (dengan tolak ukur berbeda setiap orangnya, jangan menggunakan tolak ukur perasaan mu)

Sekarang aku dalam tahap belajar untuk ikhlas dan berprasangka baik dalam segala yang aku beri, sehingga tidak menginginkan lagi balasan untuk ku.. Sehingga tidak ada lagi sakit hati yang selama ini yang aku rasakan, yang tersisa hanyalah rasa sayang dan memberi. 

" Karena hidup itu indah saat kamu menyadari bahwa ada orang-orang disekitarmu yang membutuhkan dirimu dan saling berbagi melengkapi hidup " - NS