Senin, 02 Januari 2012

filosofi yang pertama

Pernah merasa saat kau memberi sebisa yang kau mampu untuk orang yang kau sayang, tapi yang terjadi pada akhirnya adalah dia tidak membalas usahamu ?
(atau hanya aku yang terlalu sensitif dan merasakan ini?)

Saat aku mengenal rasa sayang, banyak yang dapat aku jadikan pelajaran untuk menjadikan diri lebih dewasa. Walaupun sebelumnya harus merasakan rasa yang satunya, yaitu sakit hati..
Seorang dosenku pernah berkata kalau sakit itu ternyata anugrah, karena tanpa merasakan sakit kau tidak akan tahu kapan kau harus berhenti untuk tidak melukai lebih dari pada ini..
Saat aku menyayangi orang lain, maka akan aku usahakan yang terbaik untuknya. Namun terkadang aku merasa kecewa saat telah aku usahakan se mampu ku, tapi dia tidak membalas se mampu nya .. Dan akhirnya ada suatu filosofi yang bisa ku tarik dari keadaaan diriku yang sekarang ..

aku belajar dari kehidupan untuk melanjutkan hidup :)

begini filosofi yang ada di benaku saat ini ...

Setiap orang mempunyai gelasnya sendiri, dengan takaran yang berbeda-beda. 
Misalnya aku adalah si gelas besar dengan kapasitas 200 ml..Dan "kamu" adalah si gelas kecil dengan kapasitas 150 ml ..

Apa yang terjadi saat aku memberikan semampuku, segala usahaku untuk membahagikanmu dengan kapasitas 200 ml kedalam bejana mu yang hanya cukup untuk 150 ml ?
Lalu apa yang terjadi saat kamu menuangkan isi dari gelasmu yang 150 ml kedalam bejana ku yang 200 ml ?

Itu dia yang aku sadari, titik acuan bahagia untuk setiap orang adalah berbeda. 

Jawaban soal 1: yang pasti ada air yang tumpah dari gelas berkapasitas 150 ml
Jawaban soal 2 : yang pasti bejana 200 ml tidak akan terisi penuh


Itu dia ! Aku tidak tahu apakah kamu sudah mengusahakan yang terbaik menurutmu dan memberikannya kepadaku.. Tapi tidak cukup bagiku karena aku menginginkan lebih, karena masih ada sisa 50 ml dari yang telah aku berikan dan aku menginginkannya.. 
Nah inilah yang namanya egois dan berprasangka buruk (aku dong ??? hehee insyaAllah itu dulu)

Apabila kamu berikan berlebih maka belum tentu gelas yang penuh itu telah mendapatkan yang dia inginkan, dan bisa saja malah dia akan berpengaruh negatif karena menganggap mu yang berlebihan. Berilah secara perlahan, tidak sedikit dan tidak berlebih (dengan tolak ukur berbeda setiap orangnya, jangan menggunakan tolak ukur perasaan mu)

Sekarang aku dalam tahap belajar untuk ikhlas dan berprasangka baik dalam segala yang aku beri, sehingga tidak menginginkan lagi balasan untuk ku.. Sehingga tidak ada lagi sakit hati yang selama ini yang aku rasakan, yang tersisa hanyalah rasa sayang dan memberi. 

" Karena hidup itu indah saat kamu menyadari bahwa ada orang-orang disekitarmu yang membutuhkan dirimu dan saling berbagi melengkapi hidup " - NS


2 komentar: